Formula 1

Sosok di Balik Kebangkitan Ferrari

WWW.MASTERPREDIKSISKOR.COMSetelah selalu berada di bawah Mercedes-AMG Petronas F1 Team dan Oracle Red Bull Racing dalam beberapa tahunterakhir, Scuderia Ferrari akhirnya mampu bangkit pada F1 musim 2022 ini. Tim asal Maranello, Italia, tersebut benar-benar dominan dari tiga balapan yang sudah digelar pada awal musim ini. Ferrari mampu memenangi dua lomba, semua lewat Charles Leclerc di Bahrain dan Australia, serta merebut lima finis podium dari kemungkinan maksimal enam.Sasis Ferrari F1-75 tidak hanya cepat namun juga memiliki daya tahan dan kekuatan (reliability) bagus. Terbukti, Leclerc sudah merebut dua pole position dan menyapu bersih seluruh tiga fastest lap balapan. Alhasil, dari tiga balapan musim ini, Leclerc mampu kokoh di puncak klasemen pembalap dengan koleksi 71 poin. Ia unggul hingga 34 poin dari rival terdekat, George Russell (Mercedes) dan 46 poin dari juara dunia Max Verstappen (Red Bull Racing) di P6. Di klasemen konstruktor, Ferrari sudah mengumpulkan 104 poin atau lebih banyak 39 angka dari juara dunia delapan musim terakhir, Mercedes, di posisi kedua. Red Bull Racing untuk sementara berada di peringkat ketiga dengan 55 poin.

Dominasi Ferrari benar-benar terlihat pada balapan terakhir di GP Australia, akhir pekan lalu. Charles Leclerc benar-benar mampu tampil sempurna.Ia mencetak Grand Slam untuk kali pertama sepanjang karier setelah merebut pole position, membuat fastest race lap, tidak pernah kehilangan P1 selama balapan, dan memenang.i balapan di Sirkuit Albert Park, Melbourne, tersebut. Tidak hanya itu, ketika menyentuh garis finis, Ferrari F1-75 geberan Leclerc pun unggul hingga lebih dari 20 detik atas Red Bull Racing RB18 andalan Sergio Perez. Torehan Ferrari di Leclerc pada tiga putaran awal F1 2022 ini mengingatkan publik, khususnya penggemar Tim Kuda Jingkrak, akan era Michael Schumacher. Ternyata, di antara banyak sosok yang membantu kebangkitan Ferrari pada musim ini, juga pernah berperan saat Schumacher mendominasi F1 ada awal era 2000-an, yakni Rory Byrne. Bersama Jean Todt, Ross Brawn, dan Schumacher, insinyur asal Afrika Selatan yang kini berusia 78 tahun tersebut merupakan salah satu elemen penting kesuksesan Ferrari merajai F1 antara musim 2000 sampai 2004. Pada Juli 2020 lalu, Ferrari menarik kembali Byrne untuk menjadi konsultan teknis. Saat itu, banyak yang meragukan apakah Byrne mampu mengembalikan kejayaan Ferrari. Semua pertanyaan itu kini terjawab dengan performa apik Ferrari F1-75 dan Leclerc. Seperti dikutip media Jerman, Auto Bild, Ferrari kabarnya tengah menyiapkan kontrak baru untuk Bryne sebagai bentuk terima kasih atas peran teknisi asal Pretoria, Afrika Selatan, tersebut.

Auto Bild menyebut, Byrne sudah melakukan pekerjaan luar biasa dengan perannya saat ini. Tahun ini, Ferrari terlihat memiliki karakter yang sama dengan saat diperkuat Schumacher: cepat di semua jenis sirkuit, traksi bagus, dan mampu memaksimalkan performa ban. Mantan pembalap F1 yang juga pernah memperkuat Ferrari, Gerhard Berger, menyebut bila Byrne sama geniusnya dengan Adrian Newey, desainer mobil Red Bull Racing. Komentar Berger ini bukan tanpa sebab. Berger merebut kemenangan pertamanya di F1 (dari total 10) yang juga sukses pertama timnya sekaligus podium utama mobil rancangan Byrne, di GP Meksiko 1986 bersama Tim Benetton. “Byrne sama geniusnya dengan Newey. Ia mampu membuat mobil bagus meskipun pada era 1980-an itu kami juga memiliki masalah besar yang sama seperti saat ini, porpoising (mobil seperti naik-turun saat digeber kencang di trek lurus),” ucap Berger. “Byrne adalah jainan Ferrari bakal tetap di level tertinggi di F1 sepanjang musim ini,” kata pria Austria yang kini menjadi bos ITR, promotor balap mobil Deutsche Tourenwagen Masters (DTM). Rory Byrne mulai terlibat di F1 pada awal era 1980-an dengan ditarik Tim Toleman sebagai perancang mobil. Kariernya mulai melesat di Benetton yang bergabung ke F1 seusai membeli Toleman. Di Benetton, mobil buatan Byrne berhasil mengantar Michael Schumacher merebut dua gelar juara dunia pembalap pada 1994 (Benetton-Ford B194) dan 1995 (Benetton-Renault B195) dan gelar konstruktor untuk timnya pada 1995. Saat memperkuat Ferrari, setelah merebut gelar konstrutor F1 pada 1999 lewat sasis F399, mobil-mobil rancangan Byrne mampu merebut lima gelar juara dunia konstruktor dan pembalap lewat Schumacher secara beruntun pada 2000 sampai 2004. Melihat fakta mobil-mobil rancangannya yang mampu memenangi 99 Grand Prix serta tujuh gelar konstruktor dan tujuh gelar pembalap, Rory Byrne berada di peringat ketiga desainer mobil F1 tersukses di belakang Adrian Newey dan Collin Champan.